Tanpa sadar ibu sudah ada di kamarku, terlihat pipinya merona, membulat. Bibirnya menyungging senyum sampai terlihat giginya berbaris rapi, memberikan senyuman terindah khas ibuku. Ada sesuatu yang bisa ku baca namun kubantah diriku untuk berkata, bahasa verbal membuatnya lebih bernyawa. Kubalas dengan menatapnya penuh makna memberikan senyuman terindah yang ku punya. Dia lalu memeluk tubuhku seperti bayi pertamanya yang selesai di bedong, dinina bobokan dengan lagu cinta. Aku sedikit kaku dan kikuk dibuatnya tapi kuikuti saja alurnya, mataku memejam merasakan hangat setiap aliran pembuluh darah yang mengalir, tubuhku seakan menyusut kembali ke 22 tahun silam seperti balita yang manja oleh rengekan. Ku sandarkan kepalaku di bahunya lebih lama. Dia membelaiku dengan cinta, tangannya terasa lembut meski hapir setengah abad umurnya dimakan usia. Kudengar dia mengucapkan banyak doa, mengalir deras dari mulutnya.. "Moga jadi anak soleh, moga digampangkan rejekinya, dimuda...
kemanakah lagi jejak-jejak kaki ini melangkah? terkadang memang lelah terasa saat mendaki sebuah gunung yang tinggi. Ta ada inspirasi saat temui jalan sempit lagi buntu, sehingga ta dapat tangan ini mengukir secoret tulisan.
BalasHapusKala sebuah impian terasa terlalu jauh untuk diraih, kala impian mungkin t'lah hanyut bersama hancurnya sebuah negri yang dilahap tsunami. Dan kala sebuah kesalahan kembali datang menghampiri, akan kah terus seperti ini
Dalam relung kesunyian cuba ku merenung,, tiada guna ku mengeluh gusar atau bersedih dan jangan lah berputus asa.
InsyaAllah, InsyaAllah ada hikmahnya.
InsyaAllah, InsyaAllah yang terbaik.
InsyaAllah, InsyaAllah...
Ada jalan.
seperti lagu diatas, trimakasih sungguh menginspirasi.