"Ya muqollibal qulub tsabit qalbi ’ala thoatik"
Kurang lebih arti dari do'a diatas adalah " Wahai yang Maha membolak balikan hati, teguhkanlah hati ini dalam ketaatan".
Saya fikir hati adalah organ yang sangat rentan sekali berubah, terkadang ia menjadi lembut tapi mudah sekali menjadi keras, sesekali ia putih bersih tak berapa lama berganti hitam legam. Maka itu saya sering melafalkan doa ini sehabis shalat.
Harapanya sih, supaya bisa tetap dalam kondisi stabil, minimal tidak cepat berubah karena kondisi lingkungan..
Ada saatnya mungkin ketika hati menjadi besemangat menggebu tak terhentikan semua aktifitas dijalani dengan begitu antusias, tapi kadang berubah menjadi melow apalagi kalau ditambah dengan mendengar lagu-lagu yang juga melaw (aturan sih,mendengarkan al-quran jauh lebih baik :) sampai-sampai tingkah laku juga jadi ikut melaw, gambar-gambar or tulis status tak jelas (maaf yah itu tidak terjadi sama yang nulis, he.) anak muda sekarang biasa menyebutnya dengan istilah "Galau".
Kalau menurut saya sih, itu hal yang wajar selama dalam batas wajar, itu sah-sah saja selama tidak "Lebay" (baca: berlebihan. *kosa kata zaman sekarang), dan itu proses yang normal.
Awalnya muak sekali mendengar istilah Galau, tapi setelah tau GALAU itu kepanjangan dari *God Always Listening And Undersatnding semua persepsi itu jadi berubah. Saya akan sering-sering galau deh kalo begitu, hem.
Kembali lagi ke masalah hati. Memang kalau sudah menyangkut masalah hati sepertinya selalu sensitif. fitrahnya hati manusia itu lebih suka hal-hal seslalu menyenangkan, mungkin itu bisa jadi semu, tapi jika berhubungan dengan kewajiban aga berat melaksanakannya.
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi
(pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui,
sedang kamu tidak mengetahui." (2:216)
(pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui,
sedang kamu tidak mengetahui." (2:216)
Jadi pada intinya ketika hati berada dalam kondisi *Cut off (bahasa anak teknik) atau *Galau (bahasa baku yang di gaul-kan) apapun mereka menyebutnya, kalau menurut saya lebih baik sibukan dengan hal-hal positif sebelum tersibukan oleh hal-hal negatif. karena jika hati baik maka akan baik pula prilakunya sebaliknya jika ia buruk maka buruk pula tikah lakunya.
“Ketahuilah, sesungguhnya di dalam jasad itu ada segumpal daging, apabila dia baik maka
baiklah seluruh jasad, dan apabila dia buruk maka buruklah seluruh jasad. Ketahuilah, dia
adalah hati "
(Riwayat Bukhari & Muslim, dari Nu'man bin Basyir)
baiklah seluruh jasad, dan apabila dia buruk maka buruklah seluruh jasad. Ketahuilah, dia
adalah hati "
(Riwayat Bukhari & Muslim, dari Nu'man bin Basyir)
Semua kembali lagi kepada tiap-tiap kita dan bagaimana menyikapinya.
by: TRQ *orang yang do'if
Komentar
Posting Komentar