Langsung ke konten utama

Mengapa Setan Menangis ?!

 
Seperti biasa postingan saya kali ini nggak jauh dari pengalaman pribadi. Hmm.. rasanya setiap pengalaman bisa dijadikan tulisan, karna selalu ada pelajaran yang bisa diambil. 
Kali ini saya dipertemukan dengan seorang teman, umurnya belasan tahun diatas saya.

Suatu waktu saya menghadiri sebuah kajian/seminar di aula mesjid Istiqomah Bandung, yang saya dapatkan infonya dari web. Hari sabtu sore waktu itu. Bebebrapa saat usai solat ashar, kemudian segera ku hampiri aula mesjid. Dari kejauhan terlihat masih sepi, padahal sudah lebih dari 30 menit acara.

Benar saja ketika semakin dekat ku lihat aula, hanya ada 2 orang  perempuan bekerudung dan di selasar halaman ada 2  3 orang saja disana. Ya mungkin mereka panitia. 
Lalu setan mulai berbisik :
      
    "Sudah pulang saja.. mungkin acara ini khusus buat ahkwat (perempuan), lagian  aulanya
     masih kosong tuh, jangan-jangan acaranya ga jadi ckckck"
Sempat termenung beberapa saat..
"hmm.. mungkin iya juga yah, ah tapi sudah jauh-jauh datang kesini masa pulang lagi ?" bisik hatiku.
    "iya tapi emang mau? kan yang datang prempuan semua?" setan terus menggoda dengan bringasnya.
"iya ya,  yauda deh pulang aja" bisikku.
Lalu coba ku tengok lagi ke arah aula.. terlihat seorang laki-laki yang tidak terlalu tua juga sudah tak lagi muda(yang jelas bukan abg)yang mengenakan peci bundar dan kaus berkerah sedang duduk.
"Nah itu ada laki-lakinya" cihuy..
 Aku kembali menuju aula dan membatalkan niat untuk pulang,
saat itu mungkin si setan kesal dan marah, ckckck yes ! 1 sama
Aku berjalan meuju arah si Bapak yang sedang duduk. Ku beranikan diri untuk duduk disebelanya dan menyapa :

"Masih sepi ya Pak?!" cetusku.
     "Iya.. belum mulai, sebentar lagi juga penuh" . timbal si Bapak.
"Bapak ikut seminar juga Pak?"
    "Iya.., Mas juga ikutan kan ?!
Dan kami pun  terlibat percakapan dan saling berkenalan.
Menurutku  sedikit basa-basi memang diperlukan. hehe.

Tak lama berselang, acara pun di mulai. Satu persatu peserta datang memenuhi aula, kami mengisi buku tamu dan menempati ruang seminar. Kegiatan dimulai dengan membacakan ayat Al-quran, sampai kemudian pemateri hadir di aula.

Semua peserta menyimak dengan baik, kadang merenung berfikir dan sesekali juga tertawa renyah. Yang jelas ada hal yang menarik yang saya tangkap :
Setiap orang menginginkan semua keinginannya tercapai, yang pada hakikatnya keinginan duniawi itu semu dan hanya sementara dan terkadang lupa dengan tujuan akhiratnya, dst.

Setelah kajian selesai, sebelum acara ditutup, ada kejutan lainnya. Untuk kesekian kali saya menyaksikan non muslim masuk islam, awalnya dari Hindu kemudian memeluk islam. Masyalloh.

Mega merah mulai terlihat di ufuk barat, adzan magrib pun berkumandang. Aku dan Pak Bono bergegas mengambil air wudu untuk solat. Dalam doa, hari ini aku bersyukur bisa mendapatkan teman dan merasa beruntung menjadi seorang muslim, setelah melihat mualaf sore tadi... aku larut dalam dzikir.

Ketika akan berpamitan dengan Pak Bono, sembari sekedar basa-basi.. aku  terperangkap lagi dalam obrolan, yah mau gimana.. tak ada salahnya mungkin untuk di dengarkan.
Ada pesan tersemat dari ceritanya, masa muda beliau dulu berlalu begitu saja.
Tanpa ada kesan dan tujuan yang penting happy, tapi pun tidak terlalu parah sampai mabuk, bahkan merokok pun saya tidak. Tuturnya. Yang sekarang alhamdulillah saya disadarkan. "hey bangun, bangun.. !"
lantas selama 10 tahun ini saya kemana saja ? Mungkin itu cara Allah.

"Maka itu Riq, mumpung kamu masih muda.. manfaatkan masa muda ini..
biarlah cukup Bapak yang sudah merasakan. jangan menunggu di Tampar
dulu baru sadar.." Kata Beliau.
Aku menyimak dan melihat raut yang tulus diwajahnya.

"Bapak sudah menikah ?".
"Belum Riq, tolong doakan yah.."
Iyah kita saling doakan Pak.. Terimakasih banyak Pak buat nasehatnya, Mohon maaf Pak, saya harus pamit Pak.. insyaalloh di pertemukan kembali di kesempatan lain..
"iya hati-hati kau Riq.."

Asalamualaikum.
Sambil berlalu hatiku berbisik "Setan pasti menangis melihat manusia bertobat".


By: TRQ







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ichiriki Ramen dan Nuansa Negeri Sakura

Berbicara Bandung ga bisa dipisahkan sama yang namanya kuliner. Nah beberapa hari kemarin saya dapat ajakan dari barudak #BloggerBdg makan ramen gratis di salah satu resto jepang yang oriental menerutku, namanya ICHIRIKI RAMEN yang ada di jl. Riau dekat taman pramuka sbelah kiri jalan kalau dari arah Ahmad Yani. Siapa yang ga mau coba makan gratis ? tapi niat intinya sih biar bisa gabung sama komunitas blogger dan banyak belajar dari mereka (bang aswi dkk) #bukan alibi asli.. Ok balik lagi ke Ichiriki ramen, kalau dilihat tampilan tempatnya dari luar, nampak khas dengan sentuhan nuansa jepang yang eksotis dengan lampion-lampion, hiasan bunga sakura, backsound anime dan rimbunnya pepohon jl. Riau. ketika mulai masuk ke restonya lalu akan di suguhkan dengan jejeran gerobak, maksudnya apa sih ? Inilah yang di sebut konsep open kitchen, singkatnya pembeli bisa langsung ngeliatin pesenannya di masak  sama cheft nya langsung #bilang wow.. Sebelumnya ...

Jika ini yang terakhir

Setiap mahkluk bahagia menyambutnya Ada pula yang tidak ? Ah, biarlah itu pilihannya Entah kali keberapakah ia hadir Entah istimewa atau hanya numpang mampir ? Entah kan jumpa lagi atau ini yang terakhir ? Ia adalah pelipur lara,  disaat diri tenggelam dalam dosa Ia adalah penyemangat, ketika amalan kian berkarat Betapa besar kasih sayang-Mu ya Rabb... Engkau hadirkan Ramadan kembali Walaupun hamba sering kali lupa diri Hey ! Malulah diri ini jika mengingkari Hey ! Malu lah kamu jika tak jua perduli Karena kita tak pernah tau Kapan ombak menyentuh pasir Jangan biarkan hanya berlalu Mungkin saja ini Ramadan terakhir  By: orang yang berlumur dosa

Pagi Tadi

Tanpa sadar ibu sudah ada di kamarku, terlihat pipinya merona, membulat. Bibirnya menyungging senyum sampai terlihat giginya berbaris rapi, memberikan senyuman terindah khas ibuku. Ada sesuatu yang bisa ku baca namun kubantah diriku untuk berkata, bahasa verbal membuatnya lebih bernyawa. Kubalas dengan menatapnya penuh makna memberikan senyuman terindah yang ku punya. Dia lalu memeluk tubuhku seperti bayi pertamanya yang selesai di bedong, dinina bobokan dengan lagu cinta. Aku sedikit kaku dan kikuk dibuatnya tapi kuikuti saja alurnya, mataku memejam merasakan hangat setiap aliran pembuluh darah yang mengalir, tubuhku seakan menyusut kembali ke 22 tahun silam seperti balita yang manja oleh rengekan. Ku sandarkan kepalaku di bahunya lebih lama. Dia membelaiku dengan cinta, tangannya terasa lembut meski hapir setengah abad umurnya dimakan usia. Kudengar dia mengucapkan banyak doa, mengalir deras dari mulutnya.. "Moga jadi anak soleh, moga digampangkan rejekinya, dimuda...