Langsung ke konten utama

Yah, aku rindu



Untuk seorang pemalas selalu ada alasan untuk menunda atau bahkan tak menulis. Pepatah bilang ketika kau malas sesungguhnya jiwa itu sedang mati ! Maka Lawanlah !
Yah aku ada di kondisi itu beberapa waktu kemarin. Biar begitu, aku selalu meluangkan waktu dengan coretan kecil yang kusimpan di beberpa lembaran kertas. Nanti saja aku posting. Sekarang masih rahasia :)

Kau tau ? Malam ini tenang sekali rasanya, sampai kau bisa dengar jangkrik yang sedang bersenandung diluar sana, bahkan bunyi keypad pun terdengar sangat nyaring di telinga.Yah, malam ini masih tertegun dengan kejadian tadi siang, dan aku rasa aku harus menulisnya.
Siang tadi agak sedikit beda memang, tak seperti biasanya yang selalu hujan.
Siang itu terik. Mungkin karna hari Jumat?! Apa hubungannya ? Tak ada. Sudahlah.

Siang tadi jadi siang yang menggembiarakan setelah kudapati dalam tas ranselku terselip sebuah buku agak tebal, tapi rasanya aku sedang tak membawa novel atau buku setebal itu. Apa aku lupa pernah menyimpan novel di dalam tas ? Entahlah. Masih tersiksa oleh kepenasaranku, lalu ku rogoh buku itu dalam tasku. Terlihat cover hitam yang sudah tersampul bersih, rapi, bening dan mengkilat. Ku tatap bagian cover buku itu ada simbol bulatan melingkar berwarna oranye, dibagian bawah ada kata bertuliskan  "GELOMBANG" DEE LESTARI. Ku bolak balik novel itu. Ah, tak salah lagi ini sih novel SUPERNOVA Dee Lestari yang ada di daftar list novel yang ingin ku beli.

Tapi kenapa ada buku macam ini di tasku ? Agak terheran, tapi tak kupedulikan. Ku baca sedikit sinopsis itu, seperti ada daya tarik yang membuatku menggenggamnya lebih lama. Lalu ku buka lembaran pertama, tersemat tulisan tangan yang sudah tak asing lagi. Tersenyum. HAHAHA. Oh bukan ternyata itu tertawa.


Ku lihat seonggok orang sedang berada di pojok sana duduk termangu di depan PC di dekat jendela yang agak terbuka, tertunduk sedang memainkan HP. Entah menulis apa, paling main COC. Gita namanya.
Flashback dan mencoba mengingat kembali, Oh yah dulu kami sempat berbincang tentang beberapa novel dan termasuk novel yang ada di tanganku sekarang.

Tak berfikir lama lagi, ku hampiri lalu bertanya..

"Git, ini  dari kamu yah ?!"
"Iyah"
"Dalam rangka apaan nih ? aku gak ulang tahun." ( lagian ga pernah sebelumnya merayakan ritual itu )
"Iyah emang kalo ngasih harus pas ulang taun  ?"
"Iyah sih, terus ini ?"
"Ya ngasih aja"
"Ini aslinya ? serius nih ?" kataku memastikan.
"Iyah"
"Oh. Makasih banyak atuh yah..."
"Iya sama-sama" katanya.

Lalu kami berbincang banyak hal tentang bacaan, blog, sampai akhirnya dia bilang..
"Sudah baca link web yang aku kirim ke grup WA belum?"
"Belum, bentar aku coba liat" sambil masih sibuk membolak balik novel itu.
Ketika aku klik llink tersebut, langsung terbuka halaman web yang sejak lama ku ikuti, simamaung.com. Terlihat judul tulisan "Juara di Hati Seorang Asing". Perlahan paragraf kubaca mengalir, sampai beberapa kalimat aku sudah bisa menyimpulkan tulisan siapa ini. Waw.. tulisannya bisa dimuat di simamaung.com. Luar biasa. Aku banyak bertanya. Ternyata memang setelah sekian banyaknya dia mengirimkan artikel ke beberapa media, alhamdulillah bisa dimuat juga. Yah, luar biasa menurutku.
Oh ya, ternyata dia juga punya mentor yang handal yang selalu bisa diajak diskusi dan punya teman di salah satu redaktur juga, kalau tidak salah Erwindra namanya. kalau tak percaya tanya saja padanya. Haha.

Itu benar-benar mendorong motivasiku untuk bisa sama sepertinya, agar tulisanku bisa dimuat di salah satu media atau membuat buku atau apapun itu. Minimal gubuk indah ini tak kesepian, usang, rapuh, karna ditinggal pemiliknya. Sungguh terlalu sampai hatinya aku.
Yah, aku rindu. Rindu untuk menulis lagi seperti dulu. Kau tau ? dengan menulis sebenarnya dia sedang mengembangkan potensi otaknya dan mengeksplor lebih banyak lagi pengetahuan. Selain jasa atau kebaikan, tulisan adalah satu-satunya hal yang dapat dikenang dari seseorang walau ia sudah tiada. Dan tulisanlah yang dapat dijadikan parameter untuk menilai cara berfikir seseorang.
Daln lagi, aku ingin bilang, Yah, aku rindu. Rindu menulis lagi seperti dulu. Cukup. Apa hasrus ku ulang lagi hah ?!

Terima kasih sahabat untuk novel dan cerita yang kamu bagi kemarin, moga bisa ini bisa bermanfaat bagiku dan untuk bahan sharing di lain waktu.



by: trq



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ichiriki Ramen dan Nuansa Negeri Sakura

Berbicara Bandung ga bisa dipisahkan sama yang namanya kuliner. Nah beberapa hari kemarin saya dapat ajakan dari barudak #BloggerBdg makan ramen gratis di salah satu resto jepang yang oriental menerutku, namanya ICHIRIKI RAMEN yang ada di jl. Riau dekat taman pramuka sbelah kiri jalan kalau dari arah Ahmad Yani. Siapa yang ga mau coba makan gratis ? tapi niat intinya sih biar bisa gabung sama komunitas blogger dan banyak belajar dari mereka (bang aswi dkk) #bukan alibi asli.. Ok balik lagi ke Ichiriki ramen, kalau dilihat tampilan tempatnya dari luar, nampak khas dengan sentuhan nuansa jepang yang eksotis dengan lampion-lampion, hiasan bunga sakura, backsound anime dan rimbunnya pepohon jl. Riau. ketika mulai masuk ke restonya lalu akan di suguhkan dengan jejeran gerobak, maksudnya apa sih ? Inilah yang di sebut konsep open kitchen, singkatnya pembeli bisa langsung ngeliatin pesenannya di masak  sama cheft nya langsung #bilang wow.. Sebelumnya ...

Jika ini yang terakhir

Setiap mahkluk bahagia menyambutnya Ada pula yang tidak ? Ah, biarlah itu pilihannya Entah kali keberapakah ia hadir Entah istimewa atau hanya numpang mampir ? Entah kan jumpa lagi atau ini yang terakhir ? Ia adalah pelipur lara,  disaat diri tenggelam dalam dosa Ia adalah penyemangat, ketika amalan kian berkarat Betapa besar kasih sayang-Mu ya Rabb... Engkau hadirkan Ramadan kembali Walaupun hamba sering kali lupa diri Hey ! Malulah diri ini jika mengingkari Hey ! Malu lah kamu jika tak jua perduli Karena kita tak pernah tau Kapan ombak menyentuh pasir Jangan biarkan hanya berlalu Mungkin saja ini Ramadan terakhir  By: orang yang berlumur dosa

Pagi Tadi

Tanpa sadar ibu sudah ada di kamarku, terlihat pipinya merona, membulat. Bibirnya menyungging senyum sampai terlihat giginya berbaris rapi, memberikan senyuman terindah khas ibuku. Ada sesuatu yang bisa ku baca namun kubantah diriku untuk berkata, bahasa verbal membuatnya lebih bernyawa. Kubalas dengan menatapnya penuh makna memberikan senyuman terindah yang ku punya. Dia lalu memeluk tubuhku seperti bayi pertamanya yang selesai di bedong, dinina bobokan dengan lagu cinta. Aku sedikit kaku dan kikuk dibuatnya tapi kuikuti saja alurnya, mataku memejam merasakan hangat setiap aliran pembuluh darah yang mengalir, tubuhku seakan menyusut kembali ke 22 tahun silam seperti balita yang manja oleh rengekan. Ku sandarkan kepalaku di bahunya lebih lama. Dia membelaiku dengan cinta, tangannya terasa lembut meski hapir setengah abad umurnya dimakan usia. Kudengar dia mengucapkan banyak doa, mengalir deras dari mulutnya.. "Moga jadi anak soleh, moga digampangkan rejekinya, dimuda...