Siang hari itu cerah. Setelah melepas lelah sehabis troubleshoot dari Tasik,
aku kembali melanjutkan aktifitas pergi ke kantor. Pukul 10.30 waktu itu.
Di jalan sebelum sampai ke kantor teringat isi dompet kosong, Lalu aku
putuskan untuk mampir ke ATM di Jl. Buahbatu.
Sebelum sempat ku parkirkan Vega R merah hitamku, terlihat sesosok laki-laki
paruh baya mengenakan topi, uban yang mulai penuhi rambut dan kumisnya,
raut wajah yang khas, mungkin hampir berusia 65 - 70 tahun. Ditangan kananya
menggendong tas berwarna hitam dan di tangan kirinya membawa beberapa buku saku
berwarna ungu.
Terlihat beliau sedang berjalan berkeliling di sekitar parkiran sambil
menawarkan buku yang ia bawa. Ini dia bukunya :
aku kembali melanjutkan aktifitas pergi ke kantor. Pukul 10.30 waktu itu.
Di jalan sebelum sampai ke kantor teringat isi dompet kosong, Lalu aku
putuskan untuk mampir ke ATM di Jl. Buahbatu.
Sebelum sempat ku parkirkan Vega R merah hitamku, terlihat sesosok laki-laki
paruh baya mengenakan topi, uban yang mulai penuhi rambut dan kumisnya,
raut wajah yang khas, mungkin hampir berusia 65 - 70 tahun. Ditangan kananya
menggendong tas berwarna hitam dan di tangan kirinya membawa beberapa buku saku
berwarna ungu.
Terlihat beliau sedang berjalan berkeliling di sekitar parkiran sambil
menawarkan buku yang ia bawa. Ini dia bukunya :
Sempat tertegun sejenak melihatnya, hati kecilku berbisik : "Subhnalloh...
diusia yang sudah tak lagi muda, beliau masih semangat berjualan mencari
nafkah, dibanding mereka yang memilih cara hina dengan meminta-minta".
Setelah parkir lalu mengambil uang di ATM, beliau masih berjalan dan menawarkan
buku-buku itu kepada orang-orang yang berlalu lalang disana. Sebelum ia
berjalan ke arah ku, sambil membopong si Vega, aku panggil si Kakek itu..
"Pak (sambil melambaikan tangan), jualan apa ?"
"ini dek, buku"
"Oh berapa harganya Pak ?"
"10 ribu dek.."
"ini pak uangnya, saya beli satu"
Setelah itu ada pembicaraan singkat dengan si Kakek, beliau bertanya
kuliah dimana ? kerja dimana ? kuliah sambil kerja ? ya..
Tidak satupun kata-kata yang keluar dari mulut beliau kecuali kata-kata
positif. Pesan yang masih tersemat dalam ingatan ku dan sampai saat ini masih
ku ingat adalah :
"Kalau kerja/hidup itu kuncinya 1, Never Give UP ! kamu tau Einstein ?
dia melakukan percobaan bola lampu di kereta api, tapi gagal lalu meledak.
Oleh masinis dia tampar dipukul, lantas apakah Einstein menyerah ? Tidak !
Dia berkata : 1000x saya GAGAL maka 1000x saya BANGKIT !"
"Dan kamu tau mengapa banyak perusahaan dalam negeri yang kurang berkembang ?
karna karyawannya tidak memiliki sifat self belonging dalam dirinya.
Yang ada di fikirannya hanya uang uang dan uang, maka tidak heran coba lihat
PNS, mereka hanya cukup absen setelah itu terserah mau kerja atau tidak..
(mohon maaf jika ada PNS yg tersenggung, memang tidak semua tapi gambaran di
masyarakat seperti itu)".
Bahasa si Kakek bercampur antara indonesia, English dan Holand.
(hanya saya lupa bahasa belanda yang beliau katakan, pabaliut he..)
Setelah ditanya beliau ternyata dari Makassar, sekarang tinggal di daerah
Pasteur Bandung, punya 5 anak, yang pertama di Singapur, yang lainnya di
indonesia. Memang aga sedikit beda sih dari raut wajahnya, bukan orang sunda.
Dan banyak nasehat lain yang belaiu sampaikan, layaknya kebanyakan orang tua
memberi nasehat kepada anaknya.
Begitu pula antara aku dengan si Kakek siang itu.
Terima kasih Engkau pertemukan aku dengannya Ya Rabb...
By : TRQ
diusia yang sudah tak lagi muda, beliau masih semangat berjualan mencari
nafkah, dibanding mereka yang memilih cara hina dengan meminta-minta".
Setelah parkir lalu mengambil uang di ATM, beliau masih berjalan dan menawarkan
buku-buku itu kepada orang-orang yang berlalu lalang disana. Sebelum ia
berjalan ke arah ku, sambil membopong si Vega, aku panggil si Kakek itu..
"Pak (sambil melambaikan tangan), jualan apa ?"
"ini dek, buku"
"Oh berapa harganya Pak ?"
"10 ribu dek.."
"ini pak uangnya, saya beli satu"
Setelah itu ada pembicaraan singkat dengan si Kakek, beliau bertanya
kuliah dimana ? kerja dimana ? kuliah sambil kerja ? ya..
Tidak satupun kata-kata yang keluar dari mulut beliau kecuali kata-kata
positif. Pesan yang masih tersemat dalam ingatan ku dan sampai saat ini masih
ku ingat adalah :
"Kalau kerja/hidup itu kuncinya 1, Never Give UP ! kamu tau Einstein ?
dia melakukan percobaan bola lampu di kereta api, tapi gagal lalu meledak.
Oleh masinis dia tampar dipukul, lantas apakah Einstein menyerah ? Tidak !
Dia berkata : 1000x saya GAGAL maka 1000x saya BANGKIT !"
"Dan kamu tau mengapa banyak perusahaan dalam negeri yang kurang berkembang ?
karna karyawannya tidak memiliki sifat self belonging dalam dirinya.
Yang ada di fikirannya hanya uang uang dan uang, maka tidak heran coba lihat
PNS, mereka hanya cukup absen setelah itu terserah mau kerja atau tidak..
(mohon maaf jika ada PNS yg tersenggung, memang tidak semua tapi gambaran di
masyarakat seperti itu)".
Bahasa si Kakek bercampur antara indonesia, English dan Holand.
(hanya saya lupa bahasa belanda yang beliau katakan, pabaliut he..)
Setelah ditanya beliau ternyata dari Makassar, sekarang tinggal di daerah
Pasteur Bandung, punya 5 anak, yang pertama di Singapur, yang lainnya di
indonesia. Memang aga sedikit beda sih dari raut wajahnya, bukan orang sunda.
Dan banyak nasehat lain yang belaiu sampaikan, layaknya kebanyakan orang tua
memberi nasehat kepada anaknya.
Begitu pula antara aku dengan si Kakek siang itu.
Terima kasih Engkau pertemukan aku dengannya Ya Rabb...
By : TRQ
Komentar
Posting Komentar