Langsung ke konten utama

Di Awal Juni Ku Menanti


Alhamdulillah hari ini masih diberikan kesehatan dan kesempatan untuk menjalani aktifitas. Alarm di hp sudah berkicau-kicau membangunkan. Dengan mata yang masih terasa berat untuk melek ku raih hp dan ku lihat "oh jam 3 pagi. "ah boleh lah baringan barang 5 menit lagi" gumam ku. Klik, ibu jariku mematikan rengekan alarm.

Di alam mimpi yang damai aku masih bekelana,, syalala..
seketika aku di kagetkan oleh kokokan ayam yang terasa sangat nyaring di telinga sampai mata ini ternganga.
Beruntunglah masih jam 4 pagi, padahal rasanya sih baru merem 5 menit, sungguh... hehe. Ah, dari pada aku terhasut lagi oleh selimut bantal, dan kasur lebih baik pergi berwudu. Yah, bangun lebih awal membuat hari-hariku lebih semangat dan bergairah, "yeahh ganbatte kudasai" aku berteriak-teriak kecil sambil kedua tangan dikepalkan, macam orang gila (huft,pengaruh baca novel)

Rencananya pagi ini aku ingin pergi ke kantor naik bis, sekdar ingin mencari sesuatu yang berbeda.
"Yap, Aku harus bergegas supaya tidak tertinggal bis pagi !" dalam hati menegeuhkan.

Langit masih temaram diantara sibuknya pagi di kota Bandung, udara sejuk, sang surya masih malu-malu mengintip dibalik awan. Tapi itu tak menyurutkan langkah ku yang masih menunggu si bandan besar beroda 4
menjemput. Mobil dan motor berseliweran lalu lalang di jalanan semntara aku dan satu dua orang masih menunggu di halte bis. bis pertama lewat, aku fikir "ah, Trans Bandung kan ga bisa turun di dekat kantor.."

Beberapa naik dan yang lain masih termangu menunggu, sambil menunggu tanganku meraih novel didalam tas
yang menggantung di bahu kanan. "Rantau 1 Muara, Yeah !!!" lagi2 berteriak sendiri sperti orang autis yg punya dunianya sendiri, hadeuh..
5 menit berselang, bis ke-2 muncul dan hampir semua orang naik termasuk aku. Duduk di paling depan dengan kursi yang lebar mirip meja tapi empuk, duduk bersama beberapa orang disana dan menghadap ke
penumpang lainnya serasa esklusif sendiri. Ah, baguslah, biarlah.

Aku masih asik dengan novelku, paragraf demi paragrafnya seperti berbicara. Sampai aku tersadarkan ketika melihat tulisan Elang-Jatinangor. "Lah, ini kan lewat Tol.. jadi tidak lewat Buahbatu dimana kantorku berada. beuh Thoriiiq.. BAGUS ! terpaksalah turun ketika setengah perjalanan. Aku menyeruak kerumunan orang yang bergelantungan dengan satu tangan "punteun Pak punteun.." sambil berdesakan aku berjalan.
Untuk sampai ke kantor harus naik 1 angkot lagi, "beruntung kalau dihitung sampai di kantor tidak telatlah pokonya".

Hmm..dasar orang awam, sampai salah naik bis..
"maklum baru naik bis lagi" batinku membela. "Mungkin karna saking semangatnya, mungkin karna terlalu asik baca novel atau mungkin.." Kamu benar-benar Salah riq ! sudah jangan berkilah, disini tidak ada sesi perang batin dan lebay.

Memang ada beberapa bis Damri yang jalurnya sama-sama lewat Jl. Soekarno Hatta. Okey cukup tiada lagi
pembelaan, yang jelas saya salah naik bis hari ini titik.

Sekian sekelumit kisah di Awal Juni. Semangaatttt. Merdekaa . Yeah!! (lagi-lagi aga lebay, ah biarlah)


By: TRQ


Komentar

  1. Gaya menciratkannya novel sekali kang. ehehe. nice!

    BalasHapus
  2. hehe nuhun mi...
    eh mi, barangkali berminat bikin lagu. tuh coretan sastra saya aja :)

    BalasHapus
  3. jadi ini intinya apa kang? cerita di bis damri gitu :p

    BalasHapus
  4. cerdas mas tri.. nyambung sama judul juga kan yah, menanti bis hehe

    BalasHapus
  5. haha, dasoor kang tris =))
    "menanti... bis damri" :))

    BalasHapus
  6. emang menanti apa gitu eki? diperjelas dengan tanda ".."
    nampaknya ada yg tertipu.. he

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ichiriki Ramen dan Nuansa Negeri Sakura

Berbicara Bandung ga bisa dipisahkan sama yang namanya kuliner. Nah beberapa hari kemarin saya dapat ajakan dari barudak #BloggerBdg makan ramen gratis di salah satu resto jepang yang oriental menerutku, namanya ICHIRIKI RAMEN yang ada di jl. Riau dekat taman pramuka sbelah kiri jalan kalau dari arah Ahmad Yani. Siapa yang ga mau coba makan gratis ? tapi niat intinya sih biar bisa gabung sama komunitas blogger dan banyak belajar dari mereka (bang aswi dkk) #bukan alibi asli.. Ok balik lagi ke Ichiriki ramen, kalau dilihat tampilan tempatnya dari luar, nampak khas dengan sentuhan nuansa jepang yang eksotis dengan lampion-lampion, hiasan bunga sakura, backsound anime dan rimbunnya pepohon jl. Riau. ketika mulai masuk ke restonya lalu akan di suguhkan dengan jejeran gerobak, maksudnya apa sih ? Inilah yang di sebut konsep open kitchen, singkatnya pembeli bisa langsung ngeliatin pesenannya di masak  sama cheft nya langsung #bilang wow.. Sebelumnya ...

Jika ini yang terakhir

Setiap mahkluk bahagia menyambutnya Ada pula yang tidak ? Ah, biarlah itu pilihannya Entah kali keberapakah ia hadir Entah istimewa atau hanya numpang mampir ? Entah kan jumpa lagi atau ini yang terakhir ? Ia adalah pelipur lara,  disaat diri tenggelam dalam dosa Ia adalah penyemangat, ketika amalan kian berkarat Betapa besar kasih sayang-Mu ya Rabb... Engkau hadirkan Ramadan kembali Walaupun hamba sering kali lupa diri Hey ! Malulah diri ini jika mengingkari Hey ! Malu lah kamu jika tak jua perduli Karena kita tak pernah tau Kapan ombak menyentuh pasir Jangan biarkan hanya berlalu Mungkin saja ini Ramadan terakhir  By: orang yang berlumur dosa

Pagi Tadi

Tanpa sadar ibu sudah ada di kamarku, terlihat pipinya merona, membulat. Bibirnya menyungging senyum sampai terlihat giginya berbaris rapi, memberikan senyuman terindah khas ibuku. Ada sesuatu yang bisa ku baca namun kubantah diriku untuk berkata, bahasa verbal membuatnya lebih bernyawa. Kubalas dengan menatapnya penuh makna memberikan senyuman terindah yang ku punya. Dia lalu memeluk tubuhku seperti bayi pertamanya yang selesai di bedong, dinina bobokan dengan lagu cinta. Aku sedikit kaku dan kikuk dibuatnya tapi kuikuti saja alurnya, mataku memejam merasakan hangat setiap aliran pembuluh darah yang mengalir, tubuhku seakan menyusut kembali ke 22 tahun silam seperti balita yang manja oleh rengekan. Ku sandarkan kepalaku di bahunya lebih lama. Dia membelaiku dengan cinta, tangannya terasa lembut meski hapir setengah abad umurnya dimakan usia. Kudengar dia mengucapkan banyak doa, mengalir deras dari mulutnya.. "Moga jadi anak soleh, moga digampangkan rejekinya, dimuda...