Langsung ke konten utama

Jadi maunya apa?

Ceritanya di minggu pagi aku mengajak ibu dan adiku lari pagi sekalian jalan-jalan ke Tegalega. Langit waktu itu aga muram sih, tapi menurutku siangan dikit juga nanti cerah.. Ibuku yang banyak pertimbangan kalo hujan gimana? kalo ini, kalo itu gimana? nanti neduhnya dimana? hadeuhh...
tapi aku tau ibuku ingin refresing, akhirnya kami berangkat juga dan ternyata memang tidak hujan. Mungkin memang naluri ibu yang sayang pada anaknya, jadi banyak petimbangan. Ah, menurutku apa yang bisa dibuat mudah kenapa dibuat susah ?

Seperti biasanya kalau setiap hari libur apalagi minggu pagi, lapangan Tegalega selalu di sesaki oleh orang dengan berbagai niat, mulai dari lari pagi, jalan-jalan santai sampai belanja juga ada (kebanyakan sih yang belanja, akhirnya Tegalega alih fungsi jadi pasar kaget). Okey kayanya cukup nih prolognya..

Jadi.. Setelah aku dan adikku lari beberapa putaran di trek lari lapangan bola, ibuku masih asik berjalan-jalan melihat macam-macam barang dagangan, sampai kulihat ditangan beliau sudah di genggamnya beberapa keresek (apa ini, mungkin sekali lagi naluri ibu.. tepatnya naluri wanita hmm..). Beliau membeli cemilan, serabi, kacang tanah dll deh pokonya..

"Dih umi banyak banget beli makanannya ?" sindir ku.
"Buat cemilan a, jadi aa lari umi nyemil hehe"
(=.=")
"mi, aa laper mau beli nasi soto, umi mau ?" tanyaku lagi.
"kalo soto sama lontong sayur enakan mana a ?"  ibuku balas bertanya.

"dua-duanya enak mi.. umi mau lontong sayur ?" aku mencoba menerka keinginan ibuku.
"yang jualan soto dimana a? oh gpp kalo aa mau lontong sayur umi ikut" nada datar dengan tatapan kosong dan senyum yang dipaksakan.

Aku coba pastikan kembali dan bertanya.

"mi, jadi umi mau beli soto atau lontong ? yaudah beli lontong yah?!"
"Ah gapapa, beli soto juga". kata ibuku.
"Okeyy, mang.... soto ayam 3 yaaah...!" 
"Okk" kata si penjual soto. and then...
"Eh a, umi mau beli lontong sayur, beli soto ayamnya 2 aja yah.. hehe"

Hening.......
Aku dan adiku saling bertatapan, antara ingin tertawa dan greget...
Ternyata bukan di novel saja ada adegan seperti ini, tetapi kenapa menimpa ibu. Why ???
Apa mungkin rata-rata sifat wanita memang seperti itu kah? atau memang berniat mempermainkan kah? dan kenapa tidak bilang langsung saja, ya atau tidak. Yang jelas berfikir positif saja, kalo ibuku memang tidak ingin merepotkan anaknya.

Dan 1 hal lagi, saya bukan orang yang jago ngisi TTS, juga bukan sastrawan terkemuka.Yah.. saya memang tidak pandai menangkap bahasa-bahasa subtil dan kiasan. Terima kasih.




By: TRQ









Komentar

Postingan populer dari blog ini

Di Awal Juni Ku Menanti

Alhamdulillah hari ini masih diberikan kesehatan dan kesempatan untuk menjalani aktifitas. Alarm di hp sudah berkicau-kicau membangunkan. Dengan mata yang masih terasa berat untuk melek ku raih hp dan ku lihat "oh jam 3 pagi. "ah boleh lah baringan barang 5 menit lagi" gumam ku. Klik, ibu jariku mematikan rengekan alarm. Di alam mimpi yang damai aku masih bekelana,, syalala.. seketika aku di kagetkan oleh kokokan ayam yang terasa sangat nyaring di telinga sampai mata ini ternganga. Beruntunglah masih jam 4 pagi, padahal rasanya sih baru merem 5 menit, sungguh... hehe. Ah, dari pada aku terhasut lagi oleh selimut bantal, dan kasur lebih baik pergi berwudu. Yah, bangun lebih awal membuat hari-hariku lebih semangat dan bergairah, "yeahh ganbatte kudasai" aku berteriak-teriak kecil sambil kedua tangan dikepalkan, macam orang gila (huft,pengaruh baca novel) Rencananya pagi ini aku ingin pergi ke kantor naik bis, sekdar ingin mencari sesuatu yang berbeda. &q

Kunjungan ke Panti Asuhan

"Hey.. apakabar ?" tiba-tiba seorang teman menyapaku di dingding chatting. "Alhamdulillah baik, gimana yang di cirebon sana ?" sapaku kembali. "Alhamdulillah baik juga, eh lagu Bila Waktu nya opick enak ya..?!" "Iyah.. jadi ngingetin dunia teh sementara yah". jawabku. "Nah makanya aku pengen bisa ngasih manfaat ke orang lain, biar buat bekel ntar disana hehe." Belum tanganku selesai ngetik, eh dasar. "Eh, kita nyumbang ke Panti yuu..." ( Dalam hati aga aneh sih, ko tiba-tiba. Tapi aku salut dia punya niat mulia,dan aku senang ahirnya ada teman yang se-visi. Setelah dulu pernah ngajak baksos tapi mungkin merek belum siap,  ah tidak terlalu penting). Tak fikir panjang langsung ku jawab : "Hayuuu..." Setelah obrolan singkat itu, aku dan kawan ku ini seperti sibuk tak jelas.. kalo bahasa sundanya "riweuh" seperti zaman sekolah dulu. Mulai dari membuat panitia kecil, ngajak teman sana sini

Alphard Putih

"Rik, ingin punya mobil seperti itu gak ?" sambil menunjuk sebuah Alphard putih, besar yang tampak elegan dengan velg silver saat berada di perempatan jalan raya. Pertanyaan itu tiba-tiba membuka pembicaraan kami ketika akan menyebrang. "Wah.. mau atuh Pa.." penuh harap, sambil menatap lekat mobil itu. "Yakin nggaak ?" pertanyaan satu ini membuatku kembali berfikir, lalu... "..m, Insyaallah Pak.." "Kok kaya yang ragu gitu ?" "Yakin pa Yakin, tadi saya agak ragu, dan berfikir : memangnya saya sudah melakukan apa, sudah layak bisa membeli Alphard ? hehe.."  "Gak masalah Rik, yang jelas harus menunjukan benar-benar Yakin dulu kalau kita ingin meraih sesuatu, tenang aja Allah Maha kaya. Tapi kamu harus melakukan sesuatu yang beda dari orang lain, kalo dikantor ya tidak seperti enginer pada umumya". Aku menyimak dan menyoba mencerna kata-kata beliau.  "Betul juga.. " bisik batinku.